-->

Kebiasaan Tidur Ini Sangat Berdampak Bagi Kesehatan Anda. Ini alasannya


Bahaya Tidur Di Lantai - Siapa sih yang tidak kenal dengan yang namanya kipas angin? Ya, kipas angin adalah benda yang sering dipakai oleh masyarakat Indonesia untuk menemani tidur lantaran tidak mempunyai AC atau tidak kuat memakai AC karena dingin. Langsung saja simak tulisan di bawah.

Banyak sekali kebiasaan kecil yang terkadang tanpa anda sadari dapat mengganggu kesehatan tubuh anda. Nah, di artikel kali ini saya ingin membahas satu per satu kebiasaan apa yang sering anda lakukan yang berdampak pada kesehatan anda.

Tidur di lantai

Yang pertama adalah kebiasaan tidur di lantai. Siapa sih yang gak pernah tidur di lantai. Jika anda mengerjakan tugas dari sekolah atau dosen, pasti anda sering tidur-tiduran di lantai. Nah, apa saja resiko dari kebiasaan tidur di lantai ini? Langsung saja simak dibawah ini.

Banyak kegiatan yang biasa anda lakukan dengan tiduran di lantai, seperti selonjoran sambil menonton tv di lantai, dll.

Bicara masalah kebiasaan ini sebenarnya tidur di lantai tidak masalah, namanya juga orang pengen santai-santai, sambil nonton tv, ketiduran, apalagi jika diulangi besoknya, dll.

Namun tidur di lantai juga ada batasannya hingga terjadi gangguan pada fungsi tubuh. Jika anda tidur di lantai, pastinya di dalam rumah atau ruangan kan? Kalau iya, di dalam ruangan itu ada yang namanya polutan, contohnya seperti debu. Debu itu mempunyai gaya berat sehingga debu mengendap di bawah lebih banyak dari yang di atas, sehingga kalau tidur di bawah itu kemungkinan menghisap debu lebih banyak dari pada tidur di tempat tidur. Apalagi jika memakai karpet, di karpet lebih banyak lagi debu, nah ini kemungkinan bisa masuk ke dalam tubuh.

Polutan kedua berbentuk gas, seperti polutan yang dihasilkan oleh gas elpiji, polutan gas itu akan mengendap di bawah juga.

Banyak informasi yang menyebutkan bahwa jika tidur di lantai akan menyebabkan penyakin bells palsy.

Bells palsy adalah penyakit saraf yang mengenai saraf wajah (fasialis), ini bisa menyebabkan kelumpuhan otot-otot salah satu dari sisi wajah, sehingga wajah menjadi asimetris, karena salah satu sisi wajah tempak melorot. Sumber : http://ekahospital.com/knowingg-and-understanding-bells-palsy.

Berhubungan dengan bells palsy, kebiasaan tidur di lantai atau tidur menggunakan kipas angin yang terlalu lama, efek dari angin yang ada akan masuk ke dalam rongga telinga, tetapi bukan efek anginnya yang menjadi penyebab bells palsy. Karena sebetulnya bells palsy ini adalah penyakit dari kelemahan saraf wajah yang bisa menimbulkan gejala seperti, mulut mencong, mata tidak bisa tertutup, sebenarnya faktornya adalah virus yang masuk bersamaan dengan angin. Faktor utamanya adalah kebersihan dari kipas angin, kondisi lantai, dan yang terpenting adalah kesehatan diri kita. Karena virus tidak akan menyerang kalau kita sehat.

Apalagi jika tidur di ruangan tertutup, tidak ada jendela, pasti ada oksigen di dalam ruangan tersebut, kita mengeluarkan karbon dioksida, jadi lama-kelamaan oksigen yang menipis, karbon dioksida-nya yang banyak.

Berarti disitu ada polutan, terutama berbentuk gas atau karbon dioksida dalam ruangan itu. Nah, ini memang tergantung kadarnya dan berapa lama seseorang berada di situ. Namun di dalam industri ada yang namanya NAB atau Nilai Ambang Batas, memang kalau di rumah kadarnya kecil, tapi kalau kecil tapi waktunya lama itu juga kurang baik bagi kesehatan. Namun jika lantainya sudah di sapu, di pel, dikasih obat antiseptik mungkin dampak nya tidak terlalu bahaya, namun alangkah baiknya tidak dilakukan setiap hari secara rutin. Bicara apapun mengenai faktor resiko balik lagi ke status kesehatan kita masing-masing.

Mungkin banyak orang yang bilang bahwa tidur di lantai bisa menyebabkan paru-paru basah, hal ini adalah bukan fakta namun hanya mitos. Tapi jika anda mempunyai riwayat sakit paru-paru anda harus menghindari tidur di lantai.

Ada juga yang bilang kalau misalkan kita baru bangun tidur langsung berdiri itu bisa meninggal, namun hal ini bukan lah fakta namun hanya mitos semata. Kenapa mitos? Karena kondisi yang kita lihat dari mulai posisi tidur langsung berdiri, yang sering di alami adalah hipotensi ortostatik. Hipotensi Ortostatik adalah penurunan tekanan darah secara tiba-tiba karena perubahan posisi tubuh, misalnya pada posisi tidur 100/70 namun ketika posisi berdiri 90/60 apalagi jika di tahan nafasnya, ini bisa menyebabkan seseorang pingsan. Orang yang sangat beresiko terkena penyakit hipotensi ortastatik adalah orang-orang yang memiliki tekanan darah rendah, pada penderita diabetes melitus atau kencing manis karena pada mereka polineoropati (gangguan pada saraf).

Mungkin hanya itu saja pembahasan kita tentang Tidur Di Lantai. Jangan lupa untuk terus menjaga kesehatan anda dan jangan bosan untuk membaca setiap artikel di blog ini. Terima kasih.

Tidak ada komentar